TUGAS 1 (Makalah Ilmu Budaya Dasar Tentang Kebudayaan ( Papua ) )

ILMU BUDAYA DASAR
KEBUDAYAAN PAPUA





Nama                                      : Bahrudin Setama
NPM                                       : 12214015
Jurusan                                    : Manajemen
Fakultas                                   : Ekonomi






UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI





TUJUAN

1. Memahami Letak Geografis Papua.
2. Mengerti tentang Seni dan Budaya Papua.
3. Mengerti tentang Sosial dan Budaya Papua.
4. Mengetahui bahasa - bahasa papua.
5. Mengetahui cirri khas makanan daerah papua.
6. Mengetahui pariwisata Budaya Papua

   
LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan berbudaya, tentunya Indonesia sebagai Negara  kepulauan yang begitu luas, dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 didunia, yang dibatasi oleh lautan, memiliki keragaman kebudayaan yang berbeda satu sama lainnya. Hal ini tentu tak mesti menjadi sebuah perbedaan yang akhirnya menjadi konflik diantara sesama bangsa Indonesia. Justru hal tersebut harus dianggap khazanah kekayaan kebudayaan di Indonesia yang akan menjadi pemersatu bangsa, seperti halnya semboyan Negara kita, “ Bhineka Tunggal Ika “ yang berarti berbeda-beda namun tetap satu jua, Salah satu daerah di Indonesia yang memilki kebudayaan yang cukup terkenal serta memiliki kebudayaan yang sangat kaya serta masih memiliki keasliannya di tengah aliran globalisasi adalah salah satunya di daerah irian. Seperti yang kita tahu bagaimana Begitu kayanya daerah irian ini. Ditambah lagi dengan kekayaan kebudayaan begitu beragam serta jauh berbeda dengan kebudayaan yang ada didaerah Indonesia lainya, bagaimana mereka masih berpegang teguh terhadap ajaran nenek moyang mereka serta masih tertutup dari budaya luar.



ANALISIS SWOT

Berbicara tentang kebudayaan sangat erat kaitannya dengan kepribadian seseorang. Budaya dan kepribadian bagaikan dua sisi mata uang tidak bisa dipisahkan. Dimana budaya yang baik itu selalu mempengaruhi pribadi yang baik, kemudian budaya buruk selalu mempengaruhi pribadi yang buruk juga. Disamping itu kadang kala lingkungan menjadi hal utama yang dapat mempengaruhi baik buruknnya budaya seseorang. Kita ambil contoh di papua memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda dengan daerah lainnya, sehingga dengan sendiri kepribadian mereka juga agak berbeda dan unik. Sehingga kepribadian yang terbentukpun agak unik dan berbeda. Contoh budaya potong jari, yang telah lama turun temurun diterapkan di papua, bahkan menjadi budaya (kebiasaan) yang lumrah untuk dihilangkan walaupun kelihatannya agak buruk dan tidak sesuai baik norma agama maupun norma hukum.


PENJELASAN MENGENAI BUDAYA PAPUA

Papua adalah sebuah provinsi Indonesia yang terletak dibagian tengah pulau Papua atau bagian paling timurWest New Guinea (Irian Jaya). Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini atau East New Guinea.

Provinsi Papua dulu mencakup seluruh wilayah papua bagian barat, sehingga sering disebut sebagai Papua Barat terutama oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), para Nasionalis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands New Guinea atau Dutch New Guinea).

Setelah berada dibawah penguasaan Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002.

Nama provinsi ini diganti menjadi Papua sesuai dengan UU No. 21 Tahun 2001 tentang otonomi khusus Papua. Pada tahun 2004, disertai oleh berbagai protes, papua dibagi menjadi 2 provinsi oleh pemerintah Indonesia : Bagian timur tetap memakai nama Papua, sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (Setahun kemudian menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah provinsi Papua pada saat ini. Kata Papua sendiri berasal dari bahasa Melayu yang berarti rambut keriting, sebagian gambaran yang memacu pada penampilan fisik suku-suku asli.

  A.    Kebudayaan di Papua

1. Budaya Tari - Tarian
Masyarakat pantai memiliki berbagai macam budaya tari-tarian yang biasa mereka sebut dengan Yosim Pancar (YOSPAN), yang didalamnya terdapat berbagai macam bentuk gerak seperti: (tari Gale-gale, tari Balada, tari Cendrawasih, tari Pacul Tiga, tari Seka, Tari Sajojo).

Tarian yang biasa dibawakan oleh masyarakat pantai maupun masyarakat pegunungan pada intinya dimainkan atau diperankan dalam berbagai kesmpatan yang sama seperti: dalam penyambutan tamu terhormat, dalam penyambutan para turis asing dan yang paling sering dimainkan adalah dalam upacara adat. khususnya tarian panah biasanya dimainkan atau dibawakan oleh masyarakat pegunungan dalam acara pesta bakar batu atau yang biasa disebut dengan barapen oleh masyarakat pantai. tarian ini dibawakan oleh para pemuda yang gagah perkasa dan berani.

Dengan budaya tarian Yospan maupun budaya tarian Panah yang unik, kaya dan indah tersebut para orangtua sejak dahulu berharap budaya yang telah mereka wariskan kepada generasi berikut tidak luntur, tidak tenggelam dan tidak terkubur oleh berbagai perkembangan zaman yang kian hari kian bertambah maju.

Para pendahulu yaitu para orangtua berharap juga budaya tarian-tarian yang telah mereka ciptakan dengan berbagai gelombang kesulitan, kesusahan dan keresahan tidak secepat dilupakan oleh generasi berikutnya. mereka juga berharap dengan tidak adanya budaya Papua yang kaya tersebut semakin maju, semakin dikenal baik oleh orang dikalangan dalam negeri sendiri maupun dikenal dikalangan luar negeri dan juga semakin berkembang kearah yang lebih baik yang intinya dapat tetap mengangkat derajat, martabat, dan harkat orang Papua. 

2. Budaya Perkawinan
Perkawinan merupakan kebutuhan yang paling mendesak bagi semua orang. dengan demikian masyarakat Papua baik yang di daerah pantai maupun daerah pegunungan menetapkan peraturan itu dalam peraturan adat yang intinya agar masyarakat tidak melanggar dan tidak terjadi berbagai keributan yang tidak diinginkan. dalam pertukaran perkawinan yang di tetapkan orangtua dari pihak laki-laki berhak membayar mas kawin seebagai tanda pembelian terhadap perempuan atau wanita tersebut.

Adapun untuk masyarakat pantai berbagai macam mas kawin yang harus dibayar seperti: membayar piring gantung atau piring belah, gelang, kain timur (khusus untuk orang di daerah Selatan Papua) dan masih banyak lagi.

Berbeda dengan permintaan yang diminta oleh masyarakat pegunungan diantaranya seperti: kulit bia (sejenis uang yang telah beredar di masyarakat pegunugan sejak beberapa abad lalu), babi peliharaan, dan lain sebagainya. dalam pembayaran mas kawin akan terjadi kata sepakat apabila orangtua dari pihak laki-laki memenuhi seluruh permintaan yang diminta oleh orangtua daripada pihak perempuan.

  B.     Seni Kebudayaan Tradisional Daerah Papua Barat

1.      Alat Musik Tradisional Papua
Ada Salah satu nama alat musik tradisional yang paling terkenal yang berasal dari Papua yaitu Tifa. Alat musik Tifa merupakan alat musik tradisional yang berasal dari daerah maluku serta papua. Bentuknya alat musik Tifa mirip gendang dan cara memainkannya Tifa adalah dengan cara dipukul. Alat musik Tifa terbuat dari bahan sebatang kayu yang isinya sudah dikosongkan serta pada salah satu ujungnya ditutup dengan menggunakan kulit hewan rusa yang terlebih dulu dikeringkan. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkan suara yang bagus dan indah. Alat musik ini sering di mainkan sebagai istrumen musik tradisional dan sering juga dimainkan untuk mengiringi tarian tradisional, seperti Tarian perang, Tarian tradisional asmat,dan Tarian gatsi.

2.      Tarian Tradisional Daerah Papua
Terdapat berbagai macam tari-tarian dan mereka biasa menyebutnya dengan Yosim Pancar (YOSPAN). Di dalam tarian ini terdapat aneka bentuk gerak tarian seperti tari Gale-gale, tari Pacul Tiga, tari Seka, Tari Sajojo, tari Balada serta tari Cendrawasih. Tarian tradisional Papua ini sering di mainkan dalam berbagai kesempatan seperti untuk penyambutan tamu terhormat, penyambutan para turis asing yang datang ke Papua serta dimainkan adalah dalam upacara adat.

3.      Pakaian Adat Tradisional Papua
Pakaian adat Papua untuk pria dan wanita hampir sama bentuknya. Pakaian adat tersebuta memakai hiasan-hiasan seperti hiasan kepala berupa burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat pinggang dari manik-manik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki.

4.      Rumah Adat Papua
Nama rumah asli Papua adalah Honai yaitu rumah khas asli Papua yang dihuni oleh Suku Dani. Bahan untuk membuat rumah Honai dari kayu dengan dan atapnya berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang. Rumah tradisional Honai mempunyai pintu yang kecil dan tidak berjendela. Umumnya rumah Honai terdiri dari 2 lantai yang terdiri dari lantai pertama untuk tempat tidur sedangkan lantai kedua digunakan sebagai tempat untuk bersantai, makan, serta untuk mengerjakan kerajinan tangan.

Perempuan senang sekali memakai tas. Termasuk mungkin ibu dan saudari perempuanmu. Tapi tahukah kamu kalau tas juga bisa menjadi simbol kehidupan yang baik, perdamaian, dan kesuburan? Perempuan Papua, khususnya Papua Barat memiliki tas tradisional bernama Noken yang merupakan perlambangan dari hal-hal di atas tadi.

Noken adalah kantong atau tas yang dijalin dari kulit kayu. Biasanya tas ini digantung di kepala atau leher perempuan Papua untuk membawa hasil bumi, anak babi, bahkan menggendong bayi. Selain banyaknya bawaan yang bisa dikalungkan, beberapa perempuan bahkan menggantungkan lebih dari satu noken di lehernya. Biasanya noken ini disusun bertingkat di atas punggung supaya tidak saling tumpuk dan berat.

Hal lain yang menarik dari tas tradisional ini adalah bahwa hanya perempuan Papua yang boleh membuat noken. Perempuan Papua yang belum bisa menjalin noken bahkan sering dianggap belum dewasa dan belum layak menikah. Kenapa laki-laki tidak boleh membuat noken? Karena seperti yang sudah dikatakan di awal, noken adalah simbol sumber kesuburan kandungan seorang perempuan.

Berbagai suku di Papua dan Papua Barat menyebut noken dengan berbagai nama. Kayu yang digunakan sebagai bahan baku juga berbeda-beda. Ada kulit kayu pohon Manduam, pohon Nawa bahkan anggrek hutan. Noken dari bahan anggrek ini terkenal di Paniai dan nilainya sangat tinggi. Harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah.

Di kampung wisata Sauwadarek, Papua Barat, kamu bisa menjumpai beberapa perempuan setempat yang membuat noken. Harga noken di Sauwadarek relatif murah antara Rp.25.000-Rp.50.000 per buah tergantung  jenis dan ukurannya. Jadi, jika kita berkunjung ke Papua Barat, noken akan menjadi oleh-oleh yang paling pas untuk ibu dan saudari kita.

  C.      Letak Geografis Papua

Bujur Timur dan 2°25' Lintang Utara - 9° Lintang Selatan. ° - 141° Provinsi Papua dengan luas 31.7062 Km2, terletak diantara 130
Batas Wilayah :

Provinsi Papua berbatasan dengan :

Sebelah Utara                     : Samudera Fasifik/Pacific Ocean

Sebelah Selatan                  : Laut Arafura/Arafura Sea

Sebelah Barat                     : Provinsi Papua Barat

Sebelah Timur                    : Papua New Guinea



Topografi
Pegunungan Utama di Provinsi Papua terdiri atas Pegunungan Kobowre di Nabire, Pegunungan Sudirman di Enarotali dan Puncak Jaya, Pegunungan Jayawijaya di Jayawijaya, Pegunungan Vanres di Mamberamo, Pegunungan Gauntier dan Pegunungan Wisnumurti.
Gunung dan Puncak di Provinsi Papua yang berada di deretan pegunungan tersebut adalah :
Gunung Waspada (1.070 m)
Puncak Jaya (5.030 m)
Puncak Trikora (4.750 m)
Puncak Yamin (4.350 m)
Puncak Mandala (4.700 m)
Gunung Dom (1332 m)

Pegunungan Jayawijaya merupakan suatu perluasan cordillera yang mengubah dataran tinggi Papua yang berpusat New Guinea, membentang sepanjang 400 mil (640 km) dari timur ke barat menyeberangi bagian tengah Papua dengan puncak tertingginya adalah Puncak Jaya 16,502 kaki (5,030 meter). Puncak dengan hutan lebat, kecuali salah satu puncak tertinggi yang terdiri dari batu karang glaciated. 
Di bagian utara terdapat lembah yang dialiri sungai Tariku Dan Taritatu Sungai dan merupakan anak sungai Mamberamo Sungai. Kebanyakan dataran rendah di semenanjung Bomberai berjejer kearah barat sedangkan di Doberai yang bergunung-gunung ( Vogelkop; Belanda, "Kepala Burung") berjejer kearah barat laut.
Sepanjang bagian selatan pegunungan Maoke terdapat suatu area berpaya-paya yang luas [yang] yang dialiri oleh air dari sungai Digul, Pulau, Braza, Baliem, Loren, Armandville, Blumen, Semara, dan Mapi Sungai. Daerah Gunung yang tinggi ditutupi oleh lembah-lembah yang ditumbuhi rumput kasar, dan tumbuh-tumbuhan hutan-hujan tropis. Sedangkan area utara pegunungan tengah ditutupi oleh hutan basah. Di antaranya banyak ditumbuhi varieta pohon palem (sagu, kelapa, dan nipa), kayu cendana, kayu hitam, karet, casuarina, pohon cedar, buah sukun, dan bakau; anggrek dan pakis tumbuh dengan subur di hutan basah tersebut. Kehidupan rimba meliputi binatang berkantung, monotremes (binatang menyusui), ular, buaya, katup/kupu-kupu, burung kasuari, cenderawasih, trenggiling, anjing liar, babi liar, kura-kura darat, kadal kanguru pohon, burung bangau, merpati hijau, dan berbagai jenis burung.

  D.       Sistem Sosial Dan Budaya Papua

Perspektif sosial dan budaya merupakan proses perubahan yang diakibatkan oleh kemajuan pola pikir, gagasan dan ide-ide manusia mengakibatkan terjadinya perbedaan dengan keadaan sebelumnya dengan keadaan yang sedang dihadapi seperti perubahan struktur, fungsi budaya baik dalam wujud penambahan unsur baru atau pengurangan dan penghilangan unsur lama bisa dalam manifestasi kemunduran (regress) dan bisa juga kemajuan (progress).
Kelompok asli di Papua terdiri atas 193 suku dengan 193 bahasa yang masing-masing berbeda. Tribal arts yang indah dan telah terkenal di dunia dibuat oleh suku Asmat, Ka moro, Dani dan Sentani.
 Sumber berbagai kearifan lokal untuk kemanusiaan dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik diantaranya dapat ditemukan di suku Aitinyo, Arfak, Asmat, Agast, Aya maru, Mandacan, Biak, Ami, Sentani dan lain-lain. Umumnya masyarakat Papua hidup dalam sistem kekerabatan dengan menganut garis keturunan ayah (patrilinea). Budaya setempat berasal dari Melanesia. Masyarakat penduduk asli Papua cenderung menggunakan bahasa daerah yang sangat dipengaruhi oleh alam laut, hutan dan pegunungan.
Berbicara mengenai sistem sosial, terkandung sistem nilai sosial budaya. Koentjaraningrat (1974:25)1 menganggap nilai sosial budaya sebagai faktor mental yang menentukan perbuatan seseorang atau sekelompok orang di masyarakat. Sistem nilai budaya terdiri dari konsep-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Karena itu suatu nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Sistem-sistem tata kelakuan manusia lain yang tingkatnya lebih konkrit, seperti aturan-aturan khusus, hukum dan norma-norma, semuanya juga berpedoman kepada sistem nilai budaya.
Semua sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan, akan berkisar dalam lingkup masalah kehidupan (hakekat hidup), kerja, waktu, alam atau lingkungan hidup dan hubungan dengan sesama manusia. Sedangkan mengikuti klasifikasi Alisyahbana (1981:22)2, berusaha memilah-milah berbagai macam nilai budaya menjadi enam kelompok.
Keenam jenis nilai tersebut, timbul dari aktivitas budi manusia, yaitu:
(1) nilai teori atau ilmu yang merupakan identitas tiap benda atau peristiwa, terutama berkait erat dengan aspek penalaran (reasoning) ilmu dan teknologi;
(2) nilai ekonomi, yang mencari dan member makna bagaimana kegunaan segala sesuatu, berpusat pada penggunaan sumber dan benda ekonomi secara efektif dan efisien berdasarkan kalkulasi dan pertanggung jawaban;
(3) nilai agama, yang melihat segala sesuatu sebagai penjelmaan kekudusan, dikonsentrasikan pada nilai-nilai dasar bagi kemajuan kehidupan di dunia dan akhirat;
(4) nilai seni, yang menjelmakan keindahan atau keekspresifan;
(5) nilai kekuasaan, yang merupakan proses vertikal dari organisasi sosial yang terutama terjelma dalam hubungan politik, ditandai oleh pengambilan keputusan; dan
(6) nilai solidaritas sosial, yang merupakan poros horizontal dari organisasi, terjelma dalam cinta dan kasih sayang, namun lebih berorientasi kepada kepoercayaan diri sendiri.
Mengacu pada perbedaan tofografi dan adat istiadat, penduduk Papua dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, masing-masing :
1) penduduka daerah pantai dan kepulauan dengan ciri-ciri umum rumah di atas tiang (rumah panggung) dengan mata pencaharian menokok sagu dan menangkat ikan;
2) Penduduk daerah pedalaman yang hidup di daerah sungai, rawa danau dan lebah serta kaki gunung. Umumya mereka bermata pencaharian menangkap ikan, berburu dan mengumpulkan hasil hutan;
3) Penduduk daerah dataran tinggi dengan mata pencaharian berkebun dan beternak secara sederhana.


  E.     PARIWISATA
1. Wisata Bawah Air: Wabbegong

Salah satu hewan yang terkenal menghuni kepulauan Raja Ampat di Papua Barat adalah Tasseled Wobbegong . Di balik namanya yang unik itu, wobbegong sebetulnya adalah nama yang diberikan untuk sejenis hiu yaitu hiu karpet atau carpet shark.Kenapa wobbegong disebut hiu karpet? Nama itu diberikan karena motif kulit wobbegong yang serupa tapi tak sama dengan karpet sehingga mudah berkamuflase di dasar samudera yang berpasir. Kamuflase wobbegong semakin meyakinkan dengan sesuatu yang serupa rumbai-rumbai di bagian mulut yang berguna untuk menangkap ikan.Panjang wobbegong antara 65 cm hingga satu meter, relatif tidak agresif, dan biasa diam di bawah karang atau goa-goa di dasar samudera. Mereka biasa ditemukan di perairan tropis dengan temperatur rendah seperti Samudera Pasifik dan Samudera Hindia bagian timur. Ingat, wobbegong adalah sejenis hiu. Itu artinya mereka memiliki gigi yang meskipun kecil tapi amat tajam. Meski wobbegong terkenal tidak berbahaya tapi kita tetap harus berhati-hati tidak mengganggunya. Ikan ini menggigit manusia yang menginjaknya, penyelam yang menyentuh atau menusuknya, atau siapa saja yang berusaha menghalangi jalan mereka.
Teluk Triton memiliki keindahan bawah laut yang luar biasa. Kekayaan ikan dan terumbu karangnya beraneka ragam. Di kawasan ini terdapat 937 spesies ikan juga 492 jenis karang. Lumba-lumba dan paus yang ramai bermain di sela pulau-pulau Teluk Triton menambah daya tarik tempat ini. 
Di wilayah Mai-Mai, pengunjung dapat melihat adanya lukisan di tebing kapur setinggi puluhan meter. Garis-garis merah tergurat di dinding membentuk figur manusia, tanaman, reptil, ikan dll. Diduga lukisan tersebut berasal dari zaman mesolitikum.

Di wilayah Mai-Mai, pengunjung dapat melihat adanya lukisan di tebing kapur setinggi puluhan meter. Garis-garis merah tergurat di dinding membentuk figur manusia, tanaman, reptil, ikan dll. Diduga lukisan tersebut berasal dari zaman mesolitikum.
Tidak seperti cap cay kebanyakan, cap cay dari daerah Manokawari, Papua Barat, ini sedikit berbeda. Bahan utamanya bukanlah wortel, buncis, sawi, irisan daging ayam, bakso, jamur, atau udang dan cumi, melainkan kombinasi dari bunga papaya, sayur pakir atau sayur paku, serta daun melinjo, yang dalam bahasa Papua Barat disebut dengan daun gemeno.
kita miliki, jangan sampai budaya - budaya di Indonesia terutama papua tergerus oleh zaman yang sudah modern sekarang ini, karena Indonesia sangat terkenal dengan kebudayaannya, terutama kebudayaan papua, memiliki berbagai macam suku, ras, dan golongan yang terdapat di dalam suatu kehidupan masyarakatnnya.





















2. Taman Wisata Suwandarek
Masih ingat tentang tas tradisional Papua Barat bernama noken ? Nah, salah satu lokasi yang memperlihatkan bagaimana noken dibuat adalah di Kampung Wisata Sauwandarek. Kampung wisata ini terletak di Distrik Meos Mansar, Raja Ampat, Papua Barat dan menawarkan berbagai hal menarik untuk dijelajahi.  Raja Ampat terkenal dengan keindahan bawah lautnya, pantai Sauwandarek khususnya kawasan Selat Dampier juga tidak
ketinggalan. Ada beberapa lokasi untuk snorkeling dan menyelam (dive site ). Penyelam bisa bertatap muka dengan kuda laut mini (pigmy seahorse ), udang mantis, blue ring octopus, ikan mandarin, kakap (schooling snapper ), gerombolan ikan tuna, dan barakuda. Kita bahkan bisa menyaksikan atraksi memberi makan ikan di pantai.
Selain wisata air, kita bisa menikmati keindahan darat dengan treking ke Telaga Yenauwyau. Keunikan telaga ini adalah airnya yang asin. Rupanya dahulu di telaga ini ada sebuah goa yang menghubungkan telaga dengan laut. Itu sebabnya air Telaga Yenauwyau asin.
Menurut cerita setempat, telaga ini dihuni oleh seekor penyu putih. Tidak banyak orang yanb bisa melihat wujud penyu tersebut. Itu sebabnya siapa yang kebetulan melihat penyu di telaga keramat ini dipercaya akan mendapatkan keberuntungan. Kalau belum beruntung melihat penyu putih tidak perlu berkecil hati. Kita masih bisa melihat burung Maleo Waigeo (Spilocuscus papuensis), burung endemik di wilayah Sauwandarek.
Kalau kamu tertarik berkunjung ke kampung wisata Sauwandarek, kamu bisa berangkat dari kota Sorong ke Ibu Kota Kabupaten Raja Ampat, Waisai. Dari Waisai kamu bisa menggunakan perahu ke Sauwandarek. Perjalanan ini memakan waktu kurang lebih 7-8 jam. Oleh karena itu kalau mau berkunjung ke Sauwandarek, jangan lupa siapkan bekal yang cukup untuk perjalanan.

3. TelukTriton


  F.     KULINER
1.   CapCay Khas Papua Barat
CAP cay adalah tumisan asal China. Ia terdiri dari beragam varian sayuran yang diramu sedemikian rupa. Namun ia tak hanya dikenal di China, tetapi juga dikenal sebagai panganan khas Papua Barat. 
Bahan-bahan untuk membuat cap cay ini mudah diperoleh. Hanya dibutuhkan tiga suing bawang merah, dua suing bawang putih, dua buah cabai merah besar, lima buah cabai rawit (atau sesuai selera jika ingin pedas), satu tangkai serai, terasi, garam, dan minyak goring secukupnya.
Untuk membuatnya juga tidak begitu sulit. Cuci terlebih dahulu semua sayuran dan bumbu. Kemudian siapkan lima cangkir air untuk merebus bunga papaya hingga layu. Selanjutnya, tuang air rebusan papaya tadi dan cuci bunga papaya dengan air biasa untuk kemudian direbus kembali.
Untuk menghilangkan rasa pahit pada bunga papaya, ulangi proses merebus dan mencuci bunga papaya ini sampai tiga kali.
Sementara itu, siangilah sayur pakis atau paku dan daun gemeno atau melinjo. Setelah cabai merah besar dipotong serong dan semua bumbu diulek halus, siapkan wajan dan minyak secukupnya. Tumislah bumbu hingga kecokelatan dan harum.
Campurkan semua bahan. Ketika semuanya telah layu, cap cay Papua pun siap dihidangkan. Jika diinginkan, cap cay Papua juga dapat dikombinasikan dengan perasan kelapa sehingga kuahnya dapat dibuat bersantan.
Berbeda dengan rumah-rumah makan khas lain di Indonesia, cap cay ini tidak mudah diperoleh. Ia tak dapat dijumpai di tempat-tempat makan di penjuru Manokwari. Untuk menikmati kelezatan cap cay khas ini, masyarakat harus melakukan pemesanan secara khusus di rumah Ibu Ina, (40). Posisinya terletak di Jalan Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Atas, Manokawari.
Ketiadaan rumah makan khas Papua Barat sebetulnya menjadi keprihatinan dari pengusaha catering yang cukup terkenal di Kota Buah ini. Padahal, jika rumah makan khas tersebut ada, eksistensi makanan khas Papua Barat tentu akan mudah diingat orang. Tidak saja cap cay papua barat, tetapi juga keladi baker atau papeda.
“Rumah makan yang biasanya menyediakan masakan khusus Papua, biasanya mudah diingat orang. Apalagi saat ini banyak turis mancanegara mendatangi Kota Manokwari. Siapa tau masakan saya juga akan menjadi buah bibir para turis itu, jika sampai di negaranya,” ujarnya berkelakar.
Namun, untuk mewujudkan rumah makan tersebut, ia mengalami keterbatasan modal. Alhasil, mimpinya  belum dapat terwujud. Yang ia bisa lakukan saat ini hanyalah melayani pemesanan saja.
“Perlahan tapi pasti,” imbuh Ina.
Sebagai orang yang menyediakan makanan khas, rumah Ina kerap disambangi oleh banyak masyarakat Papua Barat. Sebagaimana penjualan makanan khas, pola periklanannya dilakukan dari mulut ke mulut.
“Dulunya hanya teman-teman dekat saja yang memesan makanan, tapi ya berkat teman-teman itu, sekarang usaha catering ini jadi berkembang,” kata Ina ketika ditemui di rumahnya. 
“Usaha ini juga untuk menambah uang sekolah anak dan makan sehari-hari,” tambah wanita yang juga menjadi satu-satunya pemasok sayuran tauge di Pasar Tradisional Sanggeng, Kota Manokwari.
Harga yang dipatok Ina untuk satu porsi cap cay relatif murah, yakni Rp15 ribu. Tak heran rumahnya sering dipadati oleh para pemesan. Perharinya, jumlah pesanan bisa mencapai tiga puluh porsi.
“Kami selalu kebanjiran order setiap hari kerja, Senin sampai Jumat. Kebanyakan mereka yang memesan makanan ini adalah mereka yang bekerja di kantoran. Biasanya untuk pelengkap makan siang mereka. Sementara, jika hari weekend tiba, cap cay Papua juga tetap menjadi primadona pelengkap makan siang ataupun makan malam,” ungkap Ina.
Untuk memenuhi pesanan cap cay papua, Ina masih melakukan seluruh proses memasak seorang diri.
“Masakan cap cay papua memang yang paling terkenal untuk jenis masakan yang saya masak. Jadi untuk saat ini, belum membutuhkan bantuan orang lain,” ujarnya.
Memang ada beberapa jenis masakan lagi yang biasa dipesan masyarakat Kota Manokwari, seperti papeda atau ikan kuah kuning. Untuk jenis masakan ini, jika sedang kebanjiran order, Ina tak segan melibatkan ketiga anaknya yang masih bersekolah.
Menurut Ina, masakan cap cay papua barat telah menjadi makanan andalan yang sangat digemari masyarakat di Manokwari, baik itu warga asli Papua Barat maupun warga pendatang.
Kuliner ini telah digemari masyarakat sejak 1900-an hingga saat ini. Bahkan, katanya, untuk acara-acara keluarga, seperti pernikahan. Ia sendiri merupakan generasi keempat yang turut melestarikan masakan khas ini.

2. Sagu
Sagu atau Sago (Metroxylon spp) adalah sejenis tumbuhan dari keluarga palmae yang tersebar di Papua Barat terutama daerah Wasior, Windesi, dan Salawati. Habitat tumbuhan sagu berupa payau atau rawa serta daerah pinggir sungai dengan kadar garam rendah. Tumbuhan sagu dewasa biasanya memiliki 18 pucuk daun dengan panjang 5-7 meter.
Sagu menjadi potensi daerah di Papua Barat karena selain tepungnya bisa digunakan sebagai bahan makanan pokok juga sebagai bahan pembuat lem plywood . Tapi bukan hanya tepung sagu saja yang bisa digunakan. Daun sagu digunakan sebagai bahan atap rumah dan kerajinan tangan. Batangnya digunakan sebagai dinding dan lantai rumah.
Tepung sagu diperoleh dari teras batang pohon sagu.Ciri fisik tepung sagu mirip dengan tepung tapioka. Coba kamu intip lemari dapur ibu dan rasakan perbedaan tepung tapioka dan tepung biasa. Lebih kesat. Seperti itulah tepung sagu. It sebabnya dalam resep masakan, tepung sagu yang relatif sulit didapat sering diganti dengan tepung tapioka.
Masyarakat Maluku dan Papua mengkonsumsi sagu dalam bentuk papeda, semacam bubur. Sagu sendiri dijual dalam bentuk tepung atau yang sudah dipadatkan dan dikemas dengan daun pisang.


KESIMPULAN DAN SARAN

·         Kesimpulan:
Kebudayaan dan kepribadiaan adalah sesuatu yang mutlak yang terdapat pada suatu masyarakat, karena tanpa kebudayaan dan kepribadiaan suatu masyarakat tidak akan berkembang di antaramasyarakat yang satu dengan yang lain pasti trdapat kebudayaan yang berbeeda pula. Karena itulah bila kita mempelajari kebudayaan orang lain kita tidak boleh memandang dari sudut pandang kebudayaan kitaa sendiri karena akan menyebabkan kesalahpahaman.

·         Saran:
Saran saya, kita sebagai bangsa Indonesia harus melestarikan dan mencintai budaya - budaya yang 



Contoh Tarian Khas Papua


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TUGAS 2 (Tarian Rudat (Khas Pulau Lombok) )

PESAN - PESAN BISNIS